Agenda

Diskusi MLI: Developing Others

Diskusi MLI: Developing Others

Moedomo Learning Initiative (MLI) bekerjasama dengan FMIPA ITB, Perpustakaan Pusat ITB, dan Common Room mengundang Anda untuk hadir dalam diskusi berjudul “Developing Others” bersama Gregor Hadi Nitihardjo (Koordinator Nasional SOS Children’s Villages Indonesia).*

Waktu: Kamis, 27 April 2017, 14.00-16.00
Tempat: Perpustakaan Pusat ITB
Pemandu Diskusi: Prof. Hendra Gunawan

*Acara gratis dan terbuka untuk umum

Pengantar Diskusi

DEVELOPING OTHERS
Pengalaman Mendampingi Anak yang Kehilangan Pengasuhan Orang Tua Kandung

Setiap manusia perlu merasa berharga dan merasa mempunyai nilai dalam hidupnya. Namun tidak semua manusia merasa demikian. Pengalaman masa lalu seseorang dapat membuat dia merasa tidak berharga dan bahkan merasa dirinya adalah manusia yang buruk. Selama 45 tahun SOS Children’s Villages telah membesarkan lebih dari 3000 anak yang merasa tidak berharga, merasa sendiri, merasa tidak dicintai, terbuang dan ditolak. Mereka adalah anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua kandung. Untuk mengembalikan rasa berharga dan merasa disayangi, perlu ada seseorang yang secara permanen, tulus mencintai, menerima tanpa syarat, dan menyayangi mereka.

Mencintai seseorang adalah usaha, kerja keras, kerendahan hati, kesabaran dan ketekunan. Sejak hari pertama seorang Ibu Asuh di SOS menerima anak dengan berbagai permasalahan masa lalunya, Ibu SOS berupaya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati menumbukan kasih sayangnya pada anak tersebut. Kasih sayang yang tulus ini diberikan pada anaknya sedemikian sehingga anak itu merasa dicintai dan disayangi oleh Ibunya. Satu-satunya cara agar seseorang bisa merasa berharga, apalagi seorang anak, hanya bila dia merasa dicintai dan disayangi. Itu merupakan terapi terbaik yang bisa diberikan Ibu Asuh di SOS Children’s Villages bagi anaknya. Bila seseorang merasa dicintai, dengan mudah dia bisa merasa berharga. Seseorang yang merasa berharga sebagai manusia dan merasa dicintai, dengan mudah pula dia bisa menghargai dan menyayangi orang lain. Disinilah sumber kebaikan akan terjadi.

Untuk menumbuhkan seorang anak hingga dia merasa berharga dan merasa dicintai, cinta tanpa syarat merupakan kunci keberhasilan. Cinta tanpa syarat tidak lagi melihat keburukan anak, tetapi terus menerus menemukan kebaikan anak, menunjukan kelebihannya, dan membantu mengembangkan sekecil apapun kebaikan yang dimiliki oleh seorang anak. Cinta berfokus pada kebaikan seseorang. Cinta kasih bisa membedakan secara jelas antara perilaku seseorang dan pribadi seseorang. Kita bisa menolak perilaku yang tidak baik, namun pribadi orang tersebut selalu diterima. Cinta kasih tidak pernah menolak seseorang sebagai pribadi ciptaan Yang Mahakuasa, apapun perilaku orang tersebut.

Dalam menumbuhkan pribadi seseorang anak, orang tua harus selalu befokus pada kebaikan anak tersebut. Setiap kebaikan kecil harus dipuji, diakui dan diterima secara tulus. Bersatu dengan anak merupakan kunci keberhasilan SOS dalam membesarkan anak. Bersatu berarti masuk ke dunia anak-anak, menjadi seperti anak. Childlike. Prinsip “berusaha mengerti dahulu baru minta dimengerti” menjadi kunci komunikasi yang efektif.

Prinsip ini berlaku juga bagi orang dewasa yang sedang membangun tim. Selalu fokus ke kekuatan anggota tim. Bila anggota tim kita lemah dalam hal-hal tertentu, coba bantu untuk mengembangkannya. Bila tidak terlalu berhasil karena memang tidak mempunyai bakat dalam hal tersebut, fokuskan ke area yang memang kekuatannya. Konsep berpikir berdasarkan teori pendidikan Multiple Intelligence (Howard Gardner, 1993) ternyata bisa juga diterapkan dalam bekerja dengan tim (orang dewasa), selain tentunya dalam menerapkan pendidikan pada anak-anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang fresh graduates adalah belajar. Sebagai Penyelia, kita perlu secara dalam mengetahui kekuatan yang dimiliki anggota tim kita untuk membantu mereka belajar dan memperkuat bakat yang mereka miliki.

Pengalaman dalam mengasuh dan mendidik anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua ternyata bisa dikembangkan dalam membangun tim kerja. Untuk itu kita perlu terbiasa berfokus pada orang lain, berfokus pada kekuatan orang lain.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *