Common Room menggelar lokakarya tentang pengelolaan infrastruktur internet berbasis komunitas di Ciga Studio, Kasepuhan Ciptagelar pada hari Senin (22/02/2021). Dalam kegiatan yang diikuti oleh Tim Teknisi Burangrang ini membahas tiga hal, yaitu persoalan administrasi, keuangan dan kendala pengelolaan internet komunitas. Tim teknisi ini adalah warga lokal yang sudah dilatih untuk mengelola keberlangsungan infrastruktur internet di wilayah Kasepuhan Ciptagelar.
Dalam pengelolaan internet komunitas, Tim Burangrang memiliki 8 orang teknisi dan 52 agen penjual voucher internet. Dalam satu hari, para agen voucher yang dipilih oleh teknisi ini rata-rata mampu menjual sebanyak 500 voucher, yang dijual seharga Rp 8.000,00. Saat ini tercatat, cakupan wilayah kerja Tim Burangrang yaitu sebanyak 44 Kampung.
Tim Burangrang memberikan akses internet gratis untuk satu laptop untuk sekolah-sekolah yang berada pada cakupan wilayah kerjanya. Bantuan ini diberikan untuk membantu kerja-kerja pelaporan guru ke dinas, seperti laporan dapodik (data pokok pendidikan). Sebanyak delapan sekolah terlah menerima bantuan akses internet gratis, antara lain; SD Cihangasa 2, SD 3 Cimaja, SD Cihangasa, SD Linggar Jati, Mts Pangguyangan, MI Pangguyangan 1, MI Cihurang dan SDN Gombong.
Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Gustaff H. Iskandar, Direktur Common Room, para teknisi juga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi. Yang pertama yaitu mengenai kapasitas bandwidth, kondisi ini berhubungan dengan stabilitas jaringan. Bandwidth yang terbatas tidak setara dengan jumlah pengguna yang terus bertambah. Hal ini pula yang membuat pelanggan mengeluhkan masalah jaringan internet. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan meningkatkan jumlah bandwidth.
Kendala yang kedua yaitu tentang keteresediaan perangkat yang terbatas, seperti perangkat modem, kabel lan, LHG dan lainnya. Ketersediaan perangkat modem terhambat karena adanya kelangkaan barang di pasar, sehingga sulit untuk mencari perangkat yang tersedia. Tidak adanya cadangan untuk beberapa perangkat membuat beberapa kerusakan yang terjadi tidak bisa langsung ditangani. Solusi untuk kendala ini adalah Tim Burangrang akan menyisihkan dana untuk membeli cadangan perangkat.
Kendala berikutnya yang tak kalah penting yaitu tentang kemanan voucher, yang berkaitan dengan adanya peretasan kode voucher wifi. Tim Burangrang banyak menerima laporan bahwa ada aplikasi yang dapat meretas kode. Ada dugaan bahwa para pengguna aplikasi ini menjual voucher wifi secara ilegal. Peretas kode voucher juga membuat beberapa pelanggan mengeluhkan kode voucher yang telah dibeli tidak bisa digunakan karena kode tersebut sudah digunakan. Untuk masalah ini tim Burangrang bersama Common Room akan mengirimkan surat aduan kepada Awinet. Ketiga kendala inilah yang membuat Tim Teknisi Burangrang belum berani untuk menambah wilayah kerjanya.
Di akhir pertemuan, Abah Ugi sebagai Ketua Adat Ciptagelar turut hadir dan berbagi cerita bagaimana awal mula merintis jaringan internet di Ciptagelar. Menurut Abah Ugi, membangun infrastruktur internet itu lebih mudah daripada mempertahankan dan mengelola jaringan internet yang berbasis komunitas.
Karena itu, kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diikuti oleh tim teknisi ini penting dan akan rutin diadakan untuk menjaga keberlangsungan pengelolaan infrastruktur internet di wilayah pedesaan dan tempat terpencil.
(Arum Dayu )