Common Room melakukan kunjungan pendampingan pada pembangunan dan pengelolaan infrastruktur internet di wilayah Ciracap, Sukabumi, Jawa Barat pada Kamis (25/03/2021) dan Jumat (26/03/2021). Kegiatan pendampingan rutin ini sangat penting untuk menjaga keberlangsungan pengelolaan infrastruktur internet di wilayah pedesaan & tempat terpencil. Kunjungan ini dilakukan pada dua tempat, yaitu SMK Eka Nusa Putra dan Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin. Pada kunjungan tersebut, Common Room yang diwakili oleh Gustaff H. Iskandar dan Ressa Ria berkesempatan mengikuti proses pemasangan perangkat di beberapa titik yang dilakukan oleh Tim Teknisi SMK Eka Nusa Putra.
Muhammad Reza, Ketua Komisariat TIK SMK Eka Nusa Putra merangkap sebagai tim teknisi menjelaskan proses pemasangan perangkat internet. “Proses pertama biasanya membutuhkan tiga hingga empat orang untuk mendirikan pipa yang akan dipasang Mikrotik Light Head Grid (LHG 5 RB) di atasnya, pada bagian bawah akan dipasang perangkat totolink untuk distribusi jaringan,” jelas Reza. Agar kuat, tidak mudah terguncang dan berpindah arah, pipa harus ditambah kawat atau tali. Selanjutnya, yaitu proses pencarian sinyal atau scanning. “Ketika belum juga dapat sinyal, kami cek ulang lihat tampilan koordinat di google earth. Apakah ada sesuatu yang menghalangi radio sehingga point to point tersebut tidak bisa memancarkan sinyal,” kata Reza.
“Lahan di wilayah Ciracap banyak sekali perkebunan kelapa. Tantangannya yaitu harus melebihi tinggi pohon kelapa untuk mencari sinyal,” tambah Reza. Selain itu, Tim SMK Eka Nusa Putra sedang mengembangkan prototipe tower yang terbuat dari bambu, namun masih perlu disempurnakan. “Masih kurang tinggi untuk acces point, minimum 20 hingga 30 meter. Untuk sementara bambu digunakan sebagai pengganti pipa untuk kebutuhan distribusi jaringan”, jelas Reza. Kendala lain yang dihadapi dalam pemasangan perangkat adalah seringnya listrik mati.
Dalam pembangunan internet komunitas, SMK Eka Nusa Putra sudah memiliki sebanyak enam teknisi laki-laki serta tiga perempuan yang akan bertanggung jawab untuk mengelola administrasi dan keuangan. Sedangkan, Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin memiliki dua teknisi dan berencana mengembangkan distribusi jaringan di sekitar wilayah Al-Muhtadin.
Selain melihat proses pemasangan perangkat untuk melihat kendala di lapangan, Gustaff, Direktur Common Room juga berbagi tentang keberhasilan pengelolaan internet komunitas di Kasepuhan Adat Ciptagelar untuk menginspirasi tim di Ciracap. “Dari lima dusun berkembang menjadi 29 dusun, dari 100 pengguna sekarang mencapai 1000 pengguna. Itu semua dicapai dalam rentang waktu satu tahun. Pertumbuhan tidak disangka, karena mungkin internet sudah menjadi kebutuhan pokok ya,” jelas Gustaff.
Target titik distribusi pemasangan perangkat internet untuk wilayah Ciracap ada 10 titik. “Saat ini sudah terpasang 8 titik, dua lagi akan segera dipasang,” kata Gustaff. Delapan titik yang sudah dipasang perangkat internet adalah SMK EKA Nusa Putra, Kampung Jaha Desa Pangumbahan, SMPN 3 Ciracap Kampung Cipaku Desa Ujung Genteng, Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin Kampung Mekarjaya Desa Cikangkung, Ruhay Store, Kampung Simpang Desa Cikangkung, Villa Febbi, Pantai Cibuaya Desa Pangumbahan, Brilink Mikayla Kampung Ciputat Desa Cikangkung, Beti Store Kampung Cilandak Desa Pasir Ipis dan Rumah Baca Ujung Genteng Kampung Cipaku Desa Ujung Genteng.
Setelah semua perangkat terpasang, pada kunjungan berikutnya Common Room akan melanjutkan pendampingan untuk pengelolaan bisnis dan keuangan internet komunitas. “Semakin banyak pengguna, sisi bisnis juga pasti semakin besar. Jadi diperlukan keahlian untuk mengelolanya,” tambah Gustaff
(Arum Dayu )