News

Salam Matahari – Pembacaan Cerita & lovely Afternoon Accoustic

Kumpulan Cerita-cerita Sundea
Salam Matahari

Launching Salam Matahari
di Common Room – Tobucil
Jl. Kyai Gede Utama 8 Bandung
Sabtu, 16 September 2006
Pk. 15.00 – 18.00

Featuring:
Jendela Ide Kids Percussion, Gustaff H. Iskandar, Bambang Sugiharto, Rahmat Jabaril & Komunitas Tabu, Akustik Klab Klasik, No Id, Addy Gembel, Tiara Putri, Syiffra Annisa, Manik Purwakrisna (laluna), Pecandu Pagi, Ucok Homicide, Iit Omuniuum, Sundea

Pengantar:
Ini buku abnormal. Ketika banyak orang menulis tentang hal-hal besar dan penting, buku ini bicaraa tentang hal-hal kecil dan tak penting.

Ketika orang bicara tentang gagasan-gagasan mendalam, buku ini bicara tentang kesan di permukaan. Ketika di sekolah-sekolah, ibu guru ngotot mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar buku ini bicara dengan bahasa santai pergaulan. Ketika bagi orang dewasa cerita anak-anak adalah sesuatu yang kedaluarsa, buku ini seperti bersikukuh mengatakan: persepsi kanak-kanak tak mengenal masa. Ketika banyak peristiwa sepele berlarian lewat tanpa kesan, buku ini menangkapinya dengan penuh perhatian. Ketika orang kebanyakan memandang segala sesuatu dengan inteligensi buku ini mengamati segala hal dengan mata hati dan imajinasi. Ketika orang gemar memasti-mastikan genre atawa kategori suatu karya, bahkan lantas merasa sangat kuasa menentukan kualitas dengan angka, buku ini mengaburkan semuanya. Tak jelas ini buku apa, kudu dinilai bagaimana dan mesti dibaca siapa.

Ini buku abnormal. Tapi bukankah “normal” kadang berarti sangat stereotip atawa steril, dan karenanya miskin dan kreatif? betapa kerap kita terpenjara bahkan teraniaya oleh “kenormalan”.

Ini buku tak penting. Tapi bukankah banyak hal yang kita kira penting sebenarnya tak sungguh penting? Betapa kerap kita terkecoh ihwal apa yang sesungguhnya penting.

Buku ini ganjil, seperti membuka mata hati terhadap kesatuan asasi dalam hal kecil sehari-hari: suatu insting ruhani purba, yang selalu tergoda melihat segala sesuatu sebagai suci dan bernyawa. Sesuatu yang telah lama kita lupa. Kelupaan yang sebenarnya telah melahirkan banyak luka dan bencana. (I. Bambang Sugiharto, Filsuf)

Quotes:
Hal sederhana dari keseharian dapat kita hayati dengan indah melalui Salamatahari yang kaya akan imajinasi, ketulusan, dan kemesraan relasi dea dengan alam benda dan semesta.. sebuah bacaan inspiratif bagi tua maupun muda. (Marintan Sirait – Jendela Ide, Lembaga Budaya Anak dan Remaja)

Tidak pernah terbersit di benak saya untuk menuangkan pikiran-pikiran kecil dari sudut-sudut kepala saya ke dalam cerita mini seperti dea, sehingga dapat dibagi dengan banyak orang. Senang mengetahui anak kecil dalam diri dea masih terus dibebaskan bermain. (Olivia Kristina Sinaga- Penulis Raiu)

Sekilas Penulis:
Sundea, nama aslinya Ardea Rhema Sikhar lahir 10 Juni 1981. Dea Berkarya sejak masih cilik. Tahun 1986 pas TK, Dea sudah doyan bikin komik. Sekitar 1988, Dea sering menerima orderan temen-temen SDnya yang numpang dibuatin cerpen-cerpen. Beberapa cerpen Dea kirim ke media dan sempet dimuat di Arena Kecil Majalah Bobo. Pas SD Dea juga sempet meredaksi Majalah Junior di sekolahnya, SD St. Vincentius.

Masuk SMP Dea makin demen nulis. Dea Kembali meredaksi redaksi majalah sekolahnya, Majalah Vincent. Di SMUnya, Dea juga dipercaya mengurus majalah dinding, Buletin persekutuan Doa SMUK Yahya. Karyanya beberapa kali dimuat dalam majalah kawanku pada era itu.

Masuk kuliah di sastra Indonesia Universitas Padjajaran tahun 2001 minatnya pada menulis semakin menjadi saja. Tulisan-tulisannya sempet dimuat di Drive Thru Magz dan Joni Gubhrag. Sejak 2003 Dea secara rutin cerita-cerita buat pembaca Minor Bacaan Kecil dalam rubrik Teras Kita. Cerita-ceritanya selalu mini dan simpel. Namun disitulah kekuatan tulisan Sundea.

Acara ini terselenggara berkat sinergi:
Minor Books, Tobucil, Pecandu Pagi, Common Room Networks, The Surigid, Minor, BP, Jendela Ide

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *