Program

[Pameran Fotografi] SUPPER SNAPSHOTS oleh Oxalis (ID) dan Maarten (NL) | 17 s/d 31 Maret 2012

Pembukaan: Sabtu, 17 Maret 2012
Pk. 19.00 s/d 21.00 WIB
Tempat: Common Room, Jl. Kyai Gede Utama no.8, Bandung
* Pameran berlangsung 17 s/d 31 Maret 2012

Oxalis (ID) dan Maarten (NL) bertemu di Belanda tahun 2009, mereka melihat bahwa kedua negara asal mereka saling mempengaruhi dalam bidang makanan. Meskipun begitu, mereka memperhatikan adanya sejumlah perbedaan, seperti pada rasa dan kebiasaan makan. Contohnya saja. Maarten perlu minum secangkir kopi hitam setiap paginya sedangkan Oxalis lebih senang minum teh manis di sore hari. Orang Belanda juga pada umunya hanya makan sedikit roti atau biskuit oat untuk sarapan, sedangkan orang Indonesia suka makan ‘besar’ dengan nasi dan telur ataupun bubur ayam.

Pengamatan dan ketertarikan mereka dalam bidang makanan dan fotografi membawa mereka untuk memulai proyek blog bernama Supper Snapshots di bulan Oktober. Proyek tersebut menampilkan dua foto makanan (atau bahan apa saja yang bisa dimakan) yang mereka santap, kemudian mempostnya di blog tersebut setiap hari. Proyek ini berlangsung selama dua tahun, dengan total foto 1.460 buah.

Dalam pameran ini mereka ingin menampilkan sejumlah foto pilihan yang mengilustrasikan sejumlah aspek perbedaan antara masakan Belanda dan Indonesia, serta kombinasi keduanya. Foto-foto tersebut akan ditampilkan secara berpasangan seperti dalam blog mereka (http://suppersnapshots.blogspot.com/). Foto-foto mereka akan dikombinasikan secara konseptual, serta akan ditempatkan bersama sejumlah barang yang dapat mengilustrasikan perbadaan budaya pangan dari kedua negara, baik dari alat makan, meja makan, cara makanan tersebut disajikan, dll.

Pengisi Acara: Funny Little Dream, Ella Empress and the Layers of Reality, dan Skipping Salamander School

[Pengantar Pameran]

Bertamasya di Dunia Makanan Oxalis dan Marteen
Oleh Gustaff H. Iskandar

Oxalis dan Marteen awalnya barangkali hidup di dalam dua dunia yang berbeda. Terpisah oleh jarak dan teritori budaya yang berlainan, jalan hidup keduanya kemudian disatukan oleh makanan. Perjumpaan keduanya bermula pada saat mereka melanjutkan studi teknologi media di Universitas Leiden di tahun 2009. Terinspirasi oleh sebuah blog yang ditemukan oleh Oxalis pada laman http://photojojo.com, mereka kemudian memulai proyek fotoblog yang kemudian mereka beri nama ‘Supper Snapshots’.

Dalam proyek ini mereka berdua membuat proyek foto yang secara khusus merekam makanan yang mereka masak dan santap setiap hari. Hal ini terutama karena pada dasarnya mereka gemar memasak bersama dan memotret makanan yang mereka buat. Pada perkembangannya, proyek ini kemudian tidak hanya merekam makanan yang mereka santap pada malam hari, tetapi juga pada saat-saat lain ketika mereka menemukan makanan yang menarik dalam kehidupan mereka. Secara rutin, mereka kemudian menggunggah setiap foto makanan yang mereka kumpulkan ke laman blog http://suppersnapshots.blogspot.com.

Sejak awal Oxalis dan Marteen mengunggah foto secara berpasangan pada laman blog mereka. Foto yang ada di sebelah kiri biasanya dibuat oleh Marteen, sementara yang ada di sebelah kanan adalah foto yang dibuat oleh Oxalis. Jukstaposisi dari setiap foto yang mereka unggah menghasilkan nuansa foto makanan yang unik dan saling berbicara antar satu dengan yang lain. Setelah berjalan selama kurang lebih dua tahun, saat ini setidaknya mereka telah menghasilkan sekitar 1.460 buah foto. Di sana kita bisa menemukan jejak dunia makanan Oxalis dan Marten yang membawa kita pada lapisan kenyataan yang demikian kompleks dan beragam.

Sejak awal ditemukan, barangkali tidak banyak orang yang akan berfikir bahwa suatu saat fotografi benar-benar akan merekam segala hal yang berhubungan dengan hidup kita. Tidak dalam arti sebenarnya, tetapi mungkin ungkapan ini juga lebih dari sekedar perumpamaan belaka. Suka atau tidak, harus diakui bahwa kemampuan fotografi untuk merekam dan mereplikasi citra yang berasal dari kenyataan sungguh luar biasa. Sebagai dampaknya, dunia saat ini seakan telah dikepung oleh citra yang sebagian besar diproduksi melalui penggunaan teknologi fotografi.

Penyebaran citra yang dihasilkan oleh teknologi foto saat ini juga mengalami perkembangan yang luar biasa. Melalui media digital dan teknologi internet, citra dapat menyebar begitu cepat dan seketika dalam bentuk data yang telah dikompresi dan dapat dibaca oleh mesin. Pola produksi dan penyebaran citra menjadi begitu mudah dan sederhana, meski dalam tataran tertentu prosesnya juga begitu rumit dan sangat kompleks. Dalam hal ini, rasanya dunia benar-benar telah dibangun oleh citraan yang tersebar melalui bermacam mesin dan perangkat elektronik hampir di seluruh penjuru dunia.

Namun begitu, media digital dan teknologi internet sejauh ini belum dapat merekam setiap narasi dan pengalaman batin manusia yang terdalam secara otentik. Kemampuan foto dalam merekam dan mereplikasi kenyataan belum dapat menembus bermacam dimensi perasaan dan imajinasi yang tak tergambarkan, kecuali melalui sebentuk representasi atau perwakilannya saja. Kembali pada proyek Oxalis dan Marteen yang mengajak kita bertamasya menelusuri dunia mereka berdua, rasanya proyek ini juga diikhtiarkan untuk menembus batas-batas yang dimungkinkan untuk mengungkap dimensi terdalam dari perasaan dan imajinasi kita. Pada salah satu sisinya, proyek ini adalah sebuah ruang perjumpaan antar dua budaya dan kebiasaan yang saling berbeda. Keduanya pada saat yang bersamaan saling memperkaya dan melengkapi, sekaligus mengantarkan kita pada dimensi makna dan makanan yang tak berujung dan tak berbatas.

Kyai Gede Utama, 17 Maret 2012

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *