Program

Penelitian dan Pengembangan dalam Usaha Kecil

Common Room

Workshop YES Club | 6 Maret 2010 | Common Room, Jl. Kyai Gede Utama no. 8. Bandung

“Salah besar jika segala sesuatu (selalu) dikonversikan dengan uang, (terkadang) kita perlu berinvestasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik…”

(Tegep Octaviansyah, owner of TEGEP BOOTS)

Inovasi menjadi kata kunci utama dalam membangun dan membina usaha. Dengan kata lain, inovasilah yang menjadikan sebuah produk selalu baru, segar, unik, dan berbeda. Namun, ini sering kali dilupakan oleh sebagian besar pengusaha kecil di Indonesia, yang terlalu memberi fokus pada nilai ekonomi: meraih laba sebesar mungkin dan menyingkirkan nilai inovasi. Tidak mengherankan apabila kita kerap menjumpai produk tertentu dengan desain yang telah berumur 10-15 tahun, namun masih tetap dikembangkan dengan cara yang sama dan dijual tanpa pengembangan yang berarti. Hal ini pulalah yang sering dijumpai pada usaha kerajinan dan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia.

Karena kurangnya inovasi, tampaknya kebanyakan dari anggota masyarakat kemudian cenderung menjadi follower dan consumer saja. Banyak diantaranya yang hanya bisa mengikuti trend dan menggunakan barang-barang tanpa mau mempelajari dan mencerna produk yang mereka gunakan terlebih dahulu. Barangkali karena permasalahan ini jugalah kita kemudian menemukan kesulitan untuk menjumpai pribadi yang memiliki idealisme dan prinsip yang ajeg. Namun walaupun sedikit, dapat dikatakan bahwa saat ini keberadaan orang-orang yang memiliki idealisme sangat diperlukan untuk mendorong terjadinya perubahan dan inovasi. Barangkali salah satu dari sedikit pelaku yang telah banyak melakukan pembaharuan adalah Tegep Octaviansyah, pemilik TEGEP BOOTS.

Common Room

Inovasi menjadi landasan utama bagi Tegep dalam menjalankan usahanya. Mulai dari desain, teknologi, sistem, manajemen, hingga distribusi. Inovasi selalu dilakukan dengan tujuan menemukan cara yang lebih baik dari cara yang sebelumnya. Hal ini mencakup pada berbagai pendekatan yang lebih baik dalam mengembangkan desain yang baru, segar dan berbeda, namun dengan tetap menomorsatukan kualitas. Tampaknya karena hal ini jugalah TEGEP BOOTS sampai saat ini selalu memiliki konsumen yang loyal terhadap produknya. Selain itu, dengan mengembangkan inovasi TEGEP BOOTS selalu berhasil menemukan konsumen baru yang kemudian menjadi pelanggan setia mereka.

Jika sebagian besar pengusaha di Indonesia dan bahkan pemerintah selalu mengutamakan eksport, tidak demikian dengan TEGEP BOOTS. Tegep yakin, pasar dalam negeri pun merupakan lahan yang sangat besar untuk dimanfaatkan dengan baik. Dalam hal ini ekspor produk hanya merupakan bonus dan bukan tujuan utama. Hal ini yang sering dipahami secara salah oleh sebagian besar usahawan, masyarakat, dan pemerintah di Indonesia. Kebanyakan diantara mereka beranggapan bahwa dengan melakukan eksport, sebuah usaha dapat meningkatkan nilai dan harga produk di mata masyarakat dan dunia. Sampai saat ini, dapat dikatakan bahwa ekspor produk menjadi salah satu tujuan utama bagi pemerintah dan dunia usaha di Indonesia dalam menjaga persaingan di era globalisasi, walaupun pada kenyataannya pasar dalam negeri merupakan potensi yang belum banyak dikelola secara maksimal.

Menurut Tegep yang memulai karir sejak tahun 1997, “pengalaman merupakan pembelajaran yang baik untuk kita”. Hal ini menuntut para pengusaha untuk berpikir terbuka dan fleksibel dalam menjalankan usaha mereka. Dalam upaya untuk mengembangkan usaha, ia berujar bahwa kita tidak boleh ragu untuk merubah visi perusahaan atau sudut pandang kita dalam menghadapi dunia yang dinamis. Dalam konteks ini, dapat dikatakan bahwa uniqueness (product), segmented (market), and new vision menjadi strategi dalam menjalankan usaha yang penuh dengan tantangan dan inovasi. (yk)

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *