Pembukaan : Senin, 3 Mei 2010, Pukul 19.00 WIB
Pameran: 4 s/d 27 Mei 2010
Venue: Galerie Esp’Art, CCF Bandung, Jl. Purnawarman no. 32
Pukul: 10.00 – 19.00 WIB
Urban Dream | Exhibition by Romain Osi
Profil Singkat
Romain Osi adalah anggota dari agensi fotografi Picture Tank. Sebagai seorang fotografer independen, ia bekerja berdasarkan pesanan reguler dari beberapa institusi dan agensi komunikasi. Selain itu, ia juga kerap memberikan workshop seni dan bekerjasama dengan penerbit di Perancis ataupun media internasional. Sejak tahun 2004, kegiatan pamerannya di Perancis maupun di luar negeri semakin meningkat.
Ia kerap dijuluki sebagai fotografer petualang. Dalam karyanya, Romain Osi memiliki kecenderungan untuk membuka cakrawala dimana halusinasi fantastik ataupun khayalan mengenai tempat-tempat yang tak terduga menjadi latar yang tepat untuk mencari kebenaran.
Dalam pameran Urban Dream, Romain Osi mengirim kita kembali kepada bayangan sebagai manusia urban yang terombang-ambing di antara ruang kehidupan. Sebuah ruang yang dibangun atas detik waktu yang mengambang pada tempat dan aktifitas yang seakan tengah menunggu, di mana pikiran kita bercampur-baur dan bergerak tak tentu arah. Ruang urban adalah teater perkotaan yang luar biasa, yang lahir dari kebiasaan kita yang luar biasa.
Statemen Seniman
Manusia urban ini tengah berada dalam perjalanan. Dengan tak jemu-jemu dia menjelajah, mencari, melewati pemandangan dan bertanya-tanya di dalam hati. Dia mengejar bayangan perkotaannya untuk mencoba eksis, menemukan suatu tempat dan menambatkan keharuman identitas yang akan dibangunnya sejenak di tempat-tempat tersebut.
Untuk saat ini dia mencoba semua jalan.
Kota cantik ada di hadapan. Bergetar dan berkilau, serta menyambutnya dengan bisikan: kamu harus mengikuti semua tanda-tanda. Aku adalah siluet dari lampu jalan, ujung dari gang atau jendela yang masih terang. Kamu akan menemukan aku di mana-mana; di sana atau pun di sebelah. Tapi kamu juga harus meninggalkan aku. Mencari lebih jauh untuk bertemu kembali dengan aku di akhir perjalanan.
Begitulah. Ia akan menemukan dirinya.
Sendiri, anonim di antara sedemikian banyaknya orang, ia melangkah perlahan, mencoba beberapa pertemuan dan memperhatikan di kejauhan. Ia hanya menemukan bayangan-bayangan atau pemandangan yang tinggi, tergantung di situ dalam keadaan menunggu.
Sudah diputuskan. Dia akan menjadi pahlawan dari kisahnya sendiri. Suatu pencarian yang akan membawanya hingga ujung dunia, hingga batas kota, bahkan lebih jauh dari semua itu. Dengan berdiam di pantai itu, di depan alang-alang yang tinggi atau pada bukit pasir yang terlupakan, ia mungkin akan merasakan suatu jejak. Puing-puing yang tanpa dia mengerti mengapa, tampaknya ingin berhubungan dengan yang tersisa. Cerminan lembut dari ruang urban ini hanya akan menghasilkan satu hal: mengingatkannya lamat-lamat pada kota. Dan ia kemudian harus kembali meneruskan perjalanan.
Dan demikianlah seterusnya.
Demikianlah seterusnya.