Pemutaran & Diskusi Film “Nuklir Jawa”
Nuklir Jawa (Sulfikar Amir, 2012) adalah sebuah film dokumenter yang menggambarkan debat dan kontroversi di seputar keinginan pemerintah Indonesia untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jawa Tengah. Film ini mengisahkan upaya penghidupan kembali wacana tenaga nuklir sebagai energi alternatif yang menjanjikan, serta perlawanan keras dari berbagai kelompok masyarakat di era setelah Orde Baru. Film dokumenter yang berdurasi 48 menit ini mengilustrasikan pembicaraan publik tentang teknologi yang memiliki resiko tinggi dalam tatanan demokrasi yang baru, yang ditandai oleh pertentangan antara civic epistemology dan pembuatan keputusan teknokratis. Lebih jauh, film ini secara spesifik menunjukkan bagaimana berbagai kelompok sosial memiliki pemikiran dan persepsi yang beragam tentang tenaga nuklir. Melalui film ini kita dapat memperdalam pengertian tentang hubungan antara teknologi dan masyarakat, dalam hal ini di Asia Tenggara. Film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono serta melibatkan peneliti Hertasning Ichlas ini mendapatkan pujian dari para dewan juri dalam Festival Film Dokumenter 2012 di Yogyakarta.
Profil
Sulfikar Amir adalah lulusan dari jurusan desain produk FSRD ITB yang mendapatkan gelar doktor dari Rensselaer Polytechnic Institute (RPI) pada tahun 2005. Dia kemudian melanjutkan karirnya sebagai peneliti dan pengajar di RPI, untuk kemudian menjadi staff penggajar ITB dan pengajar di Institute of Southeast Asian Studies di Singapura. Ia juga sempat bergabung di East West Center di Washington DC, hingga akhirnya diterima sebagai assistant professor di Nanyang Technological University sejak Januari 2008.
Kegiatan ini terbuka untuk umum & gratis.