Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Rural ICT Camp 2025, Common Room Network Foundation menghadirkan sesi “Workshop Wikidata: Open Source Data and AI for Climate Resilience yang berlangsung di Ruang Edelweis, Wisma Hijau, Depok pada Rabu (24/9/2025). Dipandu oleh Manajer Media dan Kerja Sama Common Room, Tisha Amelia workshop ini menghadirkan Wikidata Specialist, Ifejiamatu Nnaobi, Senior Advisor for AI & Climate Fair Forward – GIZ, Ruth Schmidt dan Penasihat AI Fair Forward GIZ Indonesia, Karlina Octaviany.
Sesi dibuka oleh Karlina Octavianyyang menekankan bahwa setelah peserta mengenal ekosistem Wikipedia dan prinsip keterbukaan informasi, kali ini mereka akan belajar praktik langsung menjadi kontributor Wikidata.
“Hari ini kita tidak hanya bicara teori, tapi juga praktik membuat akun dan mengunggah data ke Wikidata. Kita akan belajar bagaimana membangun pengetahuan terbuka yang bisa digunakan bersama,” ujar Karlina.

Wikidata Specialist, Ifejiamatu Nnaobi menjelaskan bahwa Wikidata merupakan proyek global yang menyimpan dan mengelola data terbuka terstruktur (open structured data) yang bisa digunakan untuk mendukung pengembangan AI, penelitian, dan kebijakan publik.
“Wikidata adalah rumah bagi lebih dari 400 juta entri informasi. Semua orang dapat menambahkan, memperbarui, atau memperbaiki data. Ini cara kita memastikan bahwa pengetahuan di internet representatif, inklusif, dan akurat,” jelas Ifejiamatu.
Ia juga menambahkan bahwa sejak didirikan pada tahun 2012, Wikidata telah menjadi basis pengetahuan penting di balik berbagai proyek open knowledge, termasuk Wikipedia, Wikimedia Commons, dan berbagai platform berbasis AI.

Pada pemaparannya Senior Advisor for AI & Climate Fair Forward – GIZ, Ruth Schmidt menyoroti pentingnya keterbukaan data untuk memperkuat ketahanan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Melalui proyek bersama Common Room, GIZ telah mengumpulkan data di berbagai wilayah seperti Pulo Aceh dan Maros, untuk mendukung inovasi teknologi berbasis komunitas melalui proyek Co_LABS.
“Kita ingin memastikan data yang dikumpulkan komunitas bisa digunakan publik secara terbuka. Dengan berbagi pengetahuan dan keterampilan, kita membangun solusi yang bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat lokal, tapi juga generasi berikutnya,” ujar Ruth.
Ia juga menyoroti pentingnya mengurangi bias gender dan geografis dalam data, karena sebagian besar data digital saat ini masih didominasi oleh kelompok tertentu.
“Ketika hanya sebagian orang yang berkontribusi, data yang dihasilkan juga tidak mencerminkan keberagaman dunia nyata. Maka kolaborasi komunitas sangat penting untuk memperkaya representasi data,” tambahnya.

Setelah pemaparan, peserta mengikuti sesi praktik cara membuat akun dan mengedit data di Wikidata yang dipandu langsung oleh Ifejiamatu.
Langkah-langkahnya meliputi:
1. Membuka laman [wikidata.org](https://wikidata.org)
2. Memilih bahasa dan membuat akun pengguna
3. Verifikasi email dan mulai menambahkan deskripsi atau data baru
4. Menyertakan lokasi dengan koordinat dari Google Maps
5. Menambahkan gambar melalui Wikimedia Commons
Peserta kemudian diminta memilih topik lokal dari wilayah masing-masing untuk dimasukkan ke Wikidata, seperti lumbung padi (leuit) dari Ciptagelar, mercusuar peninggalan Belanda di Pulo Aceh, hingga minyak sereh wangi khas Sumba Tengah.

“Saya ingin menuliskan tentang leuit, lumbung padi di kampung kami, karena itu bagian penting dari budaya kami,” kata Revasya dari SIK Ciptagelar.
Selain menambahkan data teks, peserta juga diperkenalkan dengan Wikimedia Commons, repositori gambar terbuka yang dapat dihubungkan dengan entri Wikidata.
Ifejiamatu menunjukkan cara menambahkan foto kegiatan atau objek lokal agar dokumentasi visual komunitas juga bisa diakses publik.

“Kalau ingin menambahkan foto, unggah dulu ke Wikimedia Commons. Itu adalah tempat penyimpanan semua gambar yang bisa digunakan di proyek Wikimedia,” jelasnya.
Diskusi peserta menyoroti pentingnya kolaborasi dalam memastikan data tetap akurat dan bermanfaat. Menjawab hal tersebut, Ifejiamatu menjelaskan bahwa setiap perubahan data di Wikidata akan muncul dalam notifikasi email dan daftar pantauan (watchlist). Pengguna juga bisa mengunci (lock) data penting agar tidak diubah sembarangan.
“Wikidata dibuat agar aman dan transparan. Semua perubahan tercatat, dan pengguna memiliki kontrol atas data yang mereka buat,” pungkasnya.***

