Pantai Pangumbahan menjadi rumah bagi penyu hijau. Mereka “pulang” untuk menetaskan telurnya. Jika penyu hijau tak lagi datang, berarti alarm bahaya sedang menyala pertanda lingkungan sedang tidak baik-baik saja.
Kawasan Konservasi Penyu Hijau di Pantai Pangumbahan merupakan bagian dari Ciletuh UNESCO Global Geopark. Tempat ini menjadi satu-satunya habitat penyu hijau di Indonesia.
Peserta Rural ICT Camp 2024 diajak untuk melepas tukik atau bayi penyu ke laut lepas. Sebanyak 50 tukik dilepaskan di penghujung senja, Senin, 7 Oktober 2024. Tukik yang dilepas itu baru menetas Minggu malam. Tidak perlu menunggu lama, mereka harus dilepaskan. Rupanya energi di awal kehidupannya itu dianggap paling optimal bagi tukik untuk dilepas ke laut.

Tukik mempunyai sensor alami yang membuatnya mengingat tempat ia ditetaskan. Setelah berumur 25-30 tahun, ia akan kembali ke pantai yang sama. Umur penyu sendiri bisa mencapai ratusan tahun.
Setiap malam, 10 petugas kawasan konservasi berjaga. Mereka bersiaga menyambut penyu hijau yang “pulang”. Bisa lima ekor yang datang setiap malam. Pada Januari-Agustus jumlahnya bisa meningkat tajam. Sebaliknya, akan menurun pada September-Desember. “Bisa datang seminggu lima ekor itu sudah sangat bagus,” kata Ade Hendri Yunanto selaku Koordinator Satuan Pelayanan Konservasi Penyu Pangumbahan Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov Jawa Barat.

Begitu sampai di pantai penyu-penyu ini akan bertelur. Seekor penyu bisa bertelur hingga sekitar 100 butir. Sekitar 90 persennya akan menetas dan tukiknya dilepaskan ke laut. Dari jumlah itu tidak semua berhasil “pulang”. Predator laut, penyakit, dan kerusakan lingkungan bisa membunuh penyu sebelum mereka sempat kembali ke tempatnya menetas. “Kami tidak muluk-muluk, harapannya lima persen bisa kembali,” ujarnya.
Tidak semua penyu hijau yang singgah di Pangumbahan itu berasal dari sini. Ada juga penyu dari wilayah lain. Bahkan ada penyu yang datang dari Florida, Amerika Serikat. Hal itu bisa diketahui dari penanda yang disematkan di tubuh penyu.
Kontrol alam
Ade menjelaskan, bagi ekosistem, penyu berperan sebagai penyeimbang dan kontrol alam. Ia bisa menjadi penanda saat kualitas lingkungan menurun. “Kalau lingkungannya jelek, penyu ini pasti pindah. Mereka tidak akan datang lagi,” tutur Ade.
Krisis iklim yang terjadi saat ini pun telah mempengaruhi penyu hijau di Pangumbahan. Agar bisa menetas, telur penyu dikubur dalam tanah dengan suhu idealnya 25 derajat celcius. Akan tetapi, selama empat tahun terakhir telah terjadi kenaikan suhu tanah yang cukup signifikan. Suhunya tanah kini bisa mencapai 29-32 derajat celcius. “Sehingga kami perlu siram supaya suhu tanahnya turun,” ujar Ade.

Ancaman terbesar penyu hijau adalah manusia. Beberapa kali terjadi, penyu yang singgah ke Pangumbahan, dalam keadaan terjerat sampah laut. Tubuhnya juga terjangkit kerang. “Kalau manusia itu seperti kena kutu,” katanya. Bahkan ada yang sampai terkena kanker.
Kepala Bidang Pengembangan Geosite Badan Pengelola Geopark Ciletuh, Muhammad Teguh menjelaskan, geopark ini terdiri dari delapan kecamatan, salah satunya Ciracap yang menjadi lokasi pelaksanaan Rural ICT Camp 2024. Geopark merupakan sebuah kawasan geografis tunggal dan terpadu yang memiliki lanskap geologis unik di tingkat global.
Kawasan geopark berfungsi edukasi, konservasi, dan pembangunan berkelanjutan. Keberadan geopark ini, kata Teguh, untuk merayakan keterkaitan antara geologi, alam, dan budaya. Sehingga masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungannya.
“Secara morfologi, Pantai Pangumbahan ini jadi pendaratan atau singgahnya penyu hijau. Penyu hijau ini sudah masuk red list (terancam punah). Kami bersama pemangku kebijakan berkomitmen untuk melakukan konservasi penyu hijau ini,” tutur Teguh.

Tukik yang tidak berhenti bergerak dalam keranjang, perlahan dipindahkan ke pasir pantai. Meski langkahnya kecil, sekecil tubuhnya, gerakannya lincah. Tak boleh ada yang menghalangi langkahnya menuju laut.
Tidak perlu waktu lama hingga tubuhnya menyentuh ombak lalu hilang dari pandangan. Semoga alam masih lestari, agar ia bisa kembali 25 tahun lagi.***

