Program

Pemberdayaan Petani Muda dan Perempuan Kasepuhan Ciptagelar

Pembangunan yang pesat di sekitar wilayah Kasepuhan Ciptagelar sekurangnya ikut memberi dampak terhadap keberlanjutan budaya padi di kalangan masyarakat adat setempat. Di satu sisi, warga Kasepuhan Ciptagelar telah menikmati peningkatan kualitas sarana prasarana dasar seperti jalan, sekolah, dan lain-lain. Peningkatan kualitas sarana prasarana ini juga ikut mempermudah masyarakat luas untuk mempelajari keberadaan budaya padi dan menikmati indahnya lingkungan alam di sekitar wilayah Kasepuhan Ciptagelar.

Namun begitu, pembangunan yang ada juga memberikan tekanan kepada daya dukung lingkungan di wilayah Kasepuhan Ciptagelar, khususnya kawasan hutan, sungai, termasuk juga sawah dan ladang. Hal ini setidaknya ikut memberikan tekanan terhadap keberlangsungan budaya padi di kalangan masyarakat hukum adat Kasepuhan Ciptagelar.

Peran Anak Muda dan Perempuan
Anak muda dan perempuan merupakan pilar keberlanjutan yang penting di setiap komunitas. Dalam hal ini, anak muda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya sebuah komunitas dalam pengertian yang luas. Sementara itu, kaum perempuan merupakan agen pendidik yang sekaligus menanamkan nilai-nilai budaya serta tradisi di kalangan generasi masa depan dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks yang lain, anak muda dan sebagian kaum perempuan juga memiliki kewajiban untuk mencari penghasilan, baik untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun keluarganya. Dengan telah dikuasainya berbagai sektor perekonomian oleh generasi yang lebih tua, anak muda ditantang untuk menciptakan peluang dan memanfaatkan kesempatan yang ada di sekeliling mereka.

Untuk kaum perempuan, karena fungsinya yang khusus di rumah tangga dan tugas lainnya, terkadang perempuan juga dituntut untuk menopang pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Keseimbangan antara menjalankan aktivitas di rumah, menopang perekonomian keluarga, serta tugas lainnya di masyarakat merupakan sebagian tantangan yang dihadapi oleh sebagian besar kaum perempuan, termasuk di kalangan masyarakat adat.

Di lingkungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, setiap warga (termasuk di dalamnya anak muda dan kaum perempuan) memiliki kewajiban untuk melaksanakan adat istiadat dan tradisi. Karena itu setiap anak muda di lingkungan Kasepuhan Ciptagelar memiliki tugas untuk mempelajari budaya dan tradisi sesuai dengan garis keturunan maupun tugas umum yang ada, agar suatu saat kewajiban dan tanggung jawab sebagai bagian dari warga adat dapat dijalankan dengan baik.

Sementara itu, posisi kaum perempuan di kalangan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar juga memiliki peran yang diatur secara adat. Dalam konteks ini, kaum perempuan mengemban peran berdasarkan garis keturunan dan sekaligus juga memiliki tugas yang secara umum wajib dilaksanakan dalam kehidupan keluarga serta kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kaum perempuan memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara tugas dan peran di rumah serta komunitasnya.

Program Voice 2019-2020
Seiring dengan upaya untuk mendukung pengakuan terhadap eksistensi masyarakat hukum adat Kasepuhan Ciptagelar, Common Room beserta para petani muda dan perempuan di Kasepuhan Ciptagelar bersama-sama merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga. Upaya ini diharapkan dapat berkembang dengan tetap mempertahankan keselarasan dengan pelaksanaan adat istiadat di lingkungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Sementara ini, kegiatan tersebut difokuskan pada pemanfaatan sumber daya alam yang selaras dengan upaya pelestarian budaya dan tradisi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, dengan memperhatikan aspek daya dukung lingkungan di wilayah terkait.

Inisiatif ini dilaksanakan dengan memberi penekanan pada pengembangan kapasitas teknis dan administrasi, termasuk pemasaran produk pertanian beserta produk olahannya. Dalam hal ini, para petani muda dan perempuan Kasepuhan Ciptagelar juga dilibatkan dalam kegiatan studi banding dalam rangka membuka wawasan terhadap konsep pertanian yang baik dan inovatif. Selain itu, warga yang terlibat dilibatkan dalam sistem pengelolaan pengetahuan secara digital yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, serta memanfaatkan pengetahuan yang ada untuk kepentingan warga Kasepuhan Ciptagelar, khususnya para petani muda serta perempuan.

Selain melaksanakan beberapa aktivitas tersebut di atas, kegiatan ini juga ikut memetakan potensi sumber daya alam yang ada di wilayah Kasepuhan Ciptagelar sebagai upaya untuk melestarikan adat istiadat, budaya dan tradisi, serta daya dukung lingkungan yang ada. Potensi sumber daya alam yang telah dipetakan kemudian akan diintegrasikan dengan sistem pengelolaan pengetahuan digital seperti yang dikembangkan secara bersama-sama.

Oleh Tim VOICE – Common Room (Talitha Y. Anni, Tedy Y. Pusdiono, Rizqi Abdulharis dan Gustaff H. Iskandar)

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Voice 2019-2020 yang dilaksanakan oleh Common Room bekerjasama dengan warga Kasepuhan Ciptagelar, perwakilan perangkat Desa Sirnaresmi, Pusat Studi Desentralisasi dan Pembangunan Partisipatif FISIP UNPAD, dan Pusat Studi Agraria ITB, serta didukung oleh HIVOS Asia Tenggara.

*Keterangan foto: Tim Common Room bersama anggota Pamuda Tani Ciptagelar (Pamular) dan para Baris Kader Perempuan

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *