* Olee (Customized by Jimmy Foo)
Sejak CAPO exhibition tahun lalu, demam urban toys melanda para pekerja kreatif di Bandung. Sebenarnya sejak dulu mereka sudah menjadi kolektor urban toys, tetapi eksibisi CAPO mendorong sekelompok orang untuk mulai menghasilkan mainan mereka sendiri. Sebut saja Marine, pemilik toko clothing Monik. Akhir-akhir ini dia sering terlihat berkutat di dapur rumahnya, menekuni karakter yang ia bangun bersama-sama teamnya.
Baru-baru ini Marine mempublikasikan karakter baru yang diberi sentuhan personal oleh salah seorang ‘customizer’ handal di dunia urban toys bernama Jimmy Foo, yang saat ini berdomisili di Inggris. Gambar dua dimensi Olee sendiri dibuat oleh designer grafis dari Australia, Francz Varga, yang membuat desain dua dimensi Olee setelah bentuk prototype ada di tangannya. Yang lebih unik lagi, kedua orang inilah yang menawarkan diri untuk mengerjakan hal-hal tersebut setelah melihat foto-foto Olee yang diterbitkan di forum-forum urban toys. Perkenalan ketiga orang penggemar urban toys ini pun terjadi lewat forum di dunia maya.
Proses pembuatan Olee sendiri tergolong unik. Awalnya Marine sedang ditengah-tengah proses pembuatan karakternya bernama Jouwe, seekor badak bercula satu. Setelah berminggu-minggu proses pembuatan prototype Jouwe, kebosanan melanda Marine dan Dira, pematung yang membantu Marine dalam proses ini. Mereka ingin mengerjakan sesuatu yang berbeda untuk menyegarkan pikiran. Di satu siang yang terik, tukang kebun di halaman rumah Marine yang bernama Mang Ulee, iseng-iseng membuat patung-patungan. Bentuknya: bulat dengan dua kuping. Melihat potensi bentuk geometrik yang dihasilkan Mang Ulee, Marine dan Dira memutuskan untuk mengembangkan bentuk ini lebih lanjut.
“Gue dan Dira mengolah bentuk kuping Olee dan memberi sepasang kaki buat Olee. Olee adalah hasil kerja team; Ulee, Dira, gue dan Francz Varga”, tutur Marine. Akhirnya jadilah sebuah Olee, yang namanya diambil dari nama Mang Ulee. Sebuah hasil karya yang dibuat secara spontan tanpa desain dua dimensi terlebih dahulu. Francz Varga pertama kali tertarik membuat desain dua dimensi Olee karena ia menyukai bentuk dan sentuhan Olee. Ia melihat bentuk yang sangat spesial dalam diri Olee dibandingkan mainan-mainan platform yang ada di pasar urban toys (ket: mainan platform biasanya dijual dalam keadaan kosong, belum terolah; sebutan lain mainan platform: mainan DoItYourself).
Alasan serupa dikemukakan oleh Jimmy Foo saat ia ditanya apa yang membuatnya tertarik untuk meng-custom Olee, “It has an odd mix of animal features and a simple geometric shape. This is the first time I’ve seen this combination done so successfully”. Terlebih lagi, menurut Jimmy Foo, keindahan dari bentuk figure seperti ini memungkinkan ruang yang luas bagi para artist untuk mengubah-ubah sesuai keinginan personal si seniman. Marine tidak mencoba memaksakan sebuah karakter yang siap jadi, melainkan ia memberi bidang bagi sebuah proses penciptaan yang berawal dari ide para seniman.
Ada banyak figur yang diciptakan secara khusus untuk diubah secara personal dan figur-figur tersebut dinamakan figur ‘DIY’ (Do It Yourself). Tetapi, dari pengalaman Jimmy Foo, ia seringkali menemukan figur-figur semacam itu terlalu kosong atau kalau tidak, mereka sebenarnya hanyalah sebuah bentuk berwarna putih dari figur yang telah ada. Berbeda dengan Olee yang menawarkan sebuah rasa kolaborasi antara customizer dengan para seniman pencipta karakter.
Konsep kolaborasi yang ditawarkan Olee adalah refleksi dari penciptanya. Marine percaya bahwa sebuah hasil karya seni seharusnya melibatkan sebuah team. Sebuah candi bisa dapat berdiri tegak berkat kerja banyak orang. “Di Indonesia tenaga kerja murah, banyak orang butuh kerjaan sedangkan tawaran kerja terbatas. Jadi, kenapa tidak menjalankan proyek-proyek yang melibatkan beberapa orang?” tegasnya.
Saat ini telah 20 buah Olee diubah oleh Yunis Kartikasari, seorang seniman yang juga berdomisili di Bandung. Selain Jimmy Foo dan Yunis, ada beberapa seniman yang menunggu untuk memberi sentuhan personal mereka atas Olee. Francz Varga sendiri tidak berhenti di gambar dua dimensi untuk Olee. Saat ini ia sedang menyiapkan kemasan bagi Olee. Kerjasama yang unik antara team Olee di Bandung dengan para seniman di belahan dunia lain ini bisa terjadi berkat teknologi internet yang telah menjadi makanan rutin bagi Marine. Figur mainan urban, Olee, telah memberi angin segar bagi dunia kreatif di Bandung. Proses pembuatan maupun faktor-faktor pendukung marketing Olee sangat memanfaatkan teknologi komunikasi yang berkembang saat ini.
Dame Christina
** Silahkan kunjungi www.mytummytoys.com untuk informasi update mengenai Olee.