Waktu & Tempat
Rabu, 5 Oktober 2011 | Pk. 16.00 s/d 20.00 WIB
Common Room
Jl. Kyai Gede Utama no. 8, Bandung
Kehadiran musik dub reggae konon berawal dari ide untuk membuat lantai dansa yang beratapkan langit, lengkap dengan setumpuk speaker subwoofer untuk menghantam seantero ruangan dengan irama bass yang berdentam. Kemudian ada seorang shaman bebunyian yang membangun dasar musik dub reggae dengan dentingan yang diberi sentuhan delay khas Jamaika, bersama seorang MC’s yang memprogandakan semangat dub, roots, reggae, rastafari ataupun kisah-kisah lainnya.
Salah seorang pioneer dub reggae adalah King Tubby, ahli tata suara yang juga seorang insinyur listrik. Ia mengolah suara drum reggae dengan menggunakan alat rekaman 8 jalur melalui papan mixer miliknya, serta membumbui suara drum itu dengan efek echoes dan reverb dengan jumlah yang sangat banyak sehingga bunyinya terdengar sangat absurd. Belakangan racikan ini diketahui secara sengaja disiapkan untuk menemukan momentum harmoni bebunyian yang dapat memanjakan gendang telinga dengan cara yang khas.
Gema musik dub reggae saat ini sudah bergaung di dunia secara luas. Saat ini ada banyak orang yang mulai menikmati genre musik yang juga dikenal dengan suara efek echoes yang berputar tanpa henti. Cabang musik dub reggae saat ini juga telah berkembang pesat dan berbaur dengan berbagai jenis dan genre musik dari seluruh dunia, mulai dari pop, elektronik, punk, drum and bass, dsb. Di Indonesia, skena musik dub reggae belumlah berkembang sepopuler musik reggae, akar musik dub yang lahir dari ritual para shaman di Jamaika.
Sejauh ini skena musik dub reggae di Indonesia juga masih belum banyak terjamah oleh khalayak ramai walaupun sebagian penikmat musik di sini telah dapat menyaksikan film dokumenter “Dub Echoes” (Bruno Natal, 2007). Namun begitu, kelangsungan genre musik ini di Indonesia adalah fenomena yang langka dan manis untuk disimak. Terkait dengan hal ini, Dub Collective adalah kegiatan non-profit yang secara khusus diselenggarakan untuk memperkenalkan genre musik dub reggae kepada para penggemar musik di Indonesia. Selain itu, suguhan kali ini juga dipersembahkan kepada siapapun yang menyukai musik reggae ataupun bermacam variasi musik sejenisnya.
Line-up: Kusnikasdut (Bandung) | Sub Fever (Jakarta/ Bandung) | Perompak Soundsystem (Bandung) | Money Honey (Bandung) | Kegiatan ini terselenggara melalui kerjasama antara Common Room, osixtysix dan Openlabs | Gratis dan terbuka untuk umum.