Dalam rangkaian kegiatan Rural ICT Camp 2025, Common Room Network Foundation secara resmi meluncurkan dua buku baru yaitu Panduan Belajar IoT dan Integrasi AI untuk Pemula dan Panduan Teknis Sistem Pemantauan Kualitas Air Laut Berbasis IoT. Peluncuran berlangsung di Ruang Kemuning, Wisma Hijau, Depok pada Selasa (23/9/2025).
Dipandu oleh Manajer Media dan Kerja Sama Common Room, Tisha Amelia menegaskan bahwa buku ini disusun agar ilmu yang dikembangkan di dua lokasi proyek — Pulo Aceh dan Maros — dapat diakses oleh komunitas lain di seluruh Indonesia.
“Teman-teman di luar Pulo Aceh dan Maros bisa ikut belajar menggunakan buku ini untuk mengembangkan sektor di daerahnya masing-masing,” ujar Tisha.

Meski berhalangan hadir, namun salah satu penulis sekaligus pakar teknologi Indonesia, Budi Rahardjo melalui tayangan video menjelaskan alasan di balik penulisan buku ini yaitu kebutuhan akan bahan belajar teknologi yang mudah diakses, akurat, dan berbahasa Indonesia.
“Kita sering kekurangan sumber daya manusia yang menguasai teknologi, sementara bahan bacaan banyak yang berbahasa Inggris. Maka kami ingin menyediakan sumber belajar yang utuh, terintegrasi, dan mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia,” ungkap Budi Rahardjo.
Menurutnya, buku ini bukan hanya kumpulan teori, tetapi panduan praktis yang telah diuji di berbagai kegiatan bersama komunitas dan kampus, sehingga dapat menjadi alat belajar yang relevan dan bermanfaat.

Penasihat AI Fair Forward GIZ Indonesia, Karlina Octaviany menjelaskan proses penyusunan buku ini sebagai hasil kolaborasi antara fasilitator dan komunitas peserta program. Buku ini disusun dengan pendekatan partisipatif dan mengakui perbedaan cara belajar setiap orang.
“Kita tidak bisa berasumsi bahwa cara mengajar kita selalu dipahami. Maka, kami meminta teman-teman komunitas untuk menguji langsung isi buku ini dan memberikan umpan balik,” jelas Karlina.
Ia juga menekankan pentingnya menghormati keragaman metode belajar, baik melalui praktik langsung, kerja kelompok, maupun pembelajaran mandiri.
Karlina mencontohkan pengalaman di Aceh, di mana peserta menyalin program secara manual karena keterbatasan perangkat dan koneksi internet — namun hal itu justru memperdalam pemahaman mereka.
“Dari kebingungan, kita belajar bersama. Yang bingung, yang mengerti, semua maju bersama,” ujarnya dengan semangat.
Direktur Common Room, Gustaff H. Iskandar menyampaikan apresiasi atas terbitnya dua buku ini sebagai bagian dari proses panjang pemberdayaan komunitas digital di Indonesia.
“Salah satu fokus Sekolah Internet Komunitas adalah produksi dan distribusi pengetahuan. Penerbitan buku ini menjadi langkah nyata untuk merintis jalan ke arah itu,” kata Gustaff.
Ia menambahkan, selama lima tahun terakhir Common Room telah menerbitkan lebih dari 12 buku yang berisi hasil riset, panduan, dan dokumentasi praktik komunitas. Kedua buku baru ini menambah deretan karya yang menegaskan peran penting masyarakat dalam membangun literasi teknologi dari bawah.
“Kami bersyukur bisa berkolaborasi dengan Pak Budi Raharjo, salah satu pelopor internet di Indonesia. Semoga kesepakatan yang telah dibangun bisa direalisasikan agar manfaatnya semakin luas,” tambahnya.

Kedua buku ini merupakan hasil pembelajaran dari proyek Co_LABS yang dijalankan Common Room, GIZ, dan Insan Infonesia di dua lokasi pesisir yaitu Pulo Aceh dan Maros. Buku Panduan IoT dan AI memberikan dasar bagi pemula untuk memahami konsep Internet of Things dan kecerdasan buatan melalui eksperimen sederhana, sementara Panduan Teknis Pemantauan Kualitas Air Laut membahas cara membangun dan mengelola sensor berbasis IoT untuk mendukung ketahanan iklim di wilayah pesisir.
Kedua panduan ini diharapkan dapat digunakan oleh komunitas, pelajar, maupun lembaga pendidikan untuk mengembangkan inovasi berbasis data dan teknologi sesuai konteks lokal masing-masing. Juga sebagai panduan memperkuat ekosistem pengetahuan lokal agar masyarakat tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengembang solusi digital untuk kebutuhan mereka sendiri.***

