Feature

[Pameran & Workshop] The Illuminator: Destroy, Erase, Improve | 9 s/d 11 Desember 2011

The Illuminator: Destroy, Erase, Improve
9 s/d 11 Desember 2011
Pembukaan: 9 Desember 2011, pk. 18.00 – 21.00 WIB
Venue: Common Room, Jl. Kyai Gede Utama no. 8

The Illuminator
The Illuminator tercetus untuk pertama kalinya ketika tiga seniman artwork beda jaman Dinan Art, Ken Terror dan Gencuy Brutal Art memutuskan untuk kopi darat (bertemu untuk pertama kalinya) di Common Room pada liburan Idul Adha di tahun 2009. Merasa banyak menemui kesamaan pengalaman di dunia artwork, mereka bertiga kemudian menggagas sebuah pameran bersama. Harapan dan impian untuk bisa menggelar pameran bersama ini kemudian menjadi semakin nyata setelah Dinan bertemu Gustav Insuffer dan Yusep Sutrisna.

Untuk kepentingan pameran, Dinan kemudian menggunakan nama The Illuminator sebagai brand dari kumpulan seniman pembuat artwork yang akan berpameran. The Illuminator berasal dari penggabungan kata illustrator dan terminator yg berarti penggambar penghancur atau illustrator yg ingin menghancurkan batasan-batasan dalam berkarya. Karena kesamaan nasib, pengalaman dan garapan; akhirnya The Illuminator menjadi komunitas kecil para pekerja gambar untuk band underground di kota Bandung.

Ketika The Illuminator Artwork Exhibition digelar di Gallery Padi di pertengahan tahun 2010 lalu, Dinan bersama Gustav Insuffer dan kawan-kawannya yg lain menjadikan The Illuminator sebagai media alternatif pergerakan berbasis komunitas. Dalam pameran tersebut The Illuminator menjadi bagian penting dalam pergerakan yg mengangkat nasib para pekerja gambar dimana selama ini tak pernah ada yg mempedulikannya.

Selepas pameran di event Bandung Berisik V yang digelar di bulan Juli 2011 lalu, Dinan, Gustav, Yusep, Ridwan dan Jali Narchos kemudian mendirikan The Illuminator, Artwork School di Ujungberung. Sebuah institusi pendidikan bawah tanah pertama yg mengkhususkan diri sebagai tempat untuk belajar menguasai illustrasi dasar dan desain untuk band Underground. Media kreasi yg sering digunakan para illustrator ini memiliki kesamaan menggunakan alat gambar dasar seperti pensil, drawing pen, ballpoint dan spidol yg kemudian eksekusinya dikerjakan di media komputer.

Walau terlihat sederhana dan biasa saja, namun karena dasar musik underground yang kuat pada diri para illustrator yang bergabung di The Illuminator inilah yang kemudian membuat hasil karya mereka menjadi tak lazim dan tak memiliki batasan norma manusia pada umumnya. Walau berkesan sangar, dalam perjalanannya The Illuminator tak pernah berubah menjadi sebuah organisasi elite dengan segala urusan politisnya. The Illuminator hanyalah sekumpulan sahabat yang loyal terhadap komunitas yang selama ini membesarkannya.

Seniman: Gustav Insuffer, Dinan Art, Ken Terror, Yusep Mortem Art, Jali Jarchos, Gencuy Brutal Art, Wibowo Yudo Baskoro & Ridwan Nandar Nugraha

Penampilan dari: Bandung Hip Hop Community

Acara ini merupakan kerjasama antara Common Room Networks Foundation, The Illuminator, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam rangka pengembangan industri kreatif di Kota Bandung.

Workshop Produksi dan Marketing Merchandise Band
Meledaknya perkembangan ekonomi kreatif beberapa tahun belakangan ini membuat industri fashion semakin semarak. Salah satu fenomena paling menarik yaitu mulai berkembang pesat laju penjualan merchandise band sebagai salah satu alternatif pendapatan bagi sebuah band. Di tengah situasi industri musik yang kian terpuruk, penjualan album rekaman yang menurun, persaingan harga antar band, royalti RBT yang mulai dihapus,membuat kini pendapatan sebuah band hanya berharap pada fee manggung.

Di tengah dekadensi industri musik seperti itu, sebuah band dituntut untuk mengolah kreativitasnya agar bisa maju terus. Salah satu hal yang bisa dimanfaatkan secara baik yaitu meningkatkan produktivitas profit lewat penjualan merchandise band. Peluang ini merupakan jalan terbaik bagi sebuah band untuk mendapatkan pendapatan selain bergantung pada fee manggung. Penjualan merchandise ini boleh dikatakan jalan terbaik karena antusiasme dan fanatisme anak muda kota Bandung terhadap grup musik sangatlah tinggi. Hal itulah yang membuat bahwa penjualan merchandise band merupakan salah satu langkah terbaik menyokong ekonomi kreatif di sektor musik.

Workshop Produksi dan Desain Merchandise Band ini bertujuan untuk memberikan panduan teknis dalam memproduksi merchandise band dengan bekal-bekal teknik seperti menyablon, mendesain, hingga juga cara memasarkannya dan persoalan royalti dan hak cipta. Workshop ini ingin mendorong kreativitas para anak muda kota Bandung agar dapat menyalurkan kreativitasnya di bidang musik dan fashion. Acara ini merupakan kerjasama antara Common Room Networks Foundation, The Illuminator, dan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam rangka pengembangan industri kreatif di Kota Bandung.

Jadwal Workshop*
10 s/d 11 Desember 2011, pk. 09.00 – 17.00 WIB
Venue: Common Room, Jl. Kyai Gede Utama no. 8
*Pendaftaran sudah ditutup

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *