Feature

SARUPANING BEJA | Collaborative Audio Visual Performance by TRAH PROJECT | CCF Bandung, 12 Februari 2011

SARUPANING BEJA | Collaborative Audio Visual Performance by TRAH PROJECT
Waktu dan Tempat: 12 Februari 2011 | Pk. 18.00 – selesai | CCF Bandung, Jl. Purnawarman no. 32*

Deskripsi singkat
TRAH adalah sebuah proyek kolaborasi lintas genre yang diinisiasi oleh duo musisi elektronik (Gigi Priadji dan Indra Nugraha) dan seorang seniman yang menggeluti seni tradisi (Iman Zimbot). Proyek ini berpijak pada nilai-nilai luhur tradisi dan kearifan lokal yang menjadi dasar bagi proses penciptaan komposisi musik modern.

Pertunjukan Sarupaning Beja (konon kabarnya), mengisyaratkan manusia tak ada yang berbeda. Semua sama. Tidak ada yang berlebih, pun tidak ada yang kurang. Pada hakikatnya semua manusia memang sama. Namun kenyataan saat ini seperti telah keluar dari apa yang selama ini dianggap hakikat. Manusia saling berlomba untuk menyombongkan diri dan keadaannya. Merasa paling hebat dari yang lain.

Sarupaning Beja merupakan sebuah doa. Doa kepada yang terlebih dahulu hidup dan sebagai pengingat kepada yang masih hidup. Sarupaning Beja juga merupakan jampe (mantra) yang berasal dari Indramayu. Jampe ini merupakan doa untuk para karuhun (leluhur), yang biasa dikumandangkan dalam kesenian gembyung untuk mengingat hakikat seorang manusia.

Pertunjukan Sarupaning Beja juga merupakan sebuah presentasi hasil dokumentasi budaya, khususnya seni musik lampau yang dipadukan dengan musik kontemporer melalui kemasan yang modern. Pertunjukan ini diharap dapat memberi pengalaman yang berbeda, merujuk kepada ‘trah’ (garis keturunan) perkembangan zaman maupun para seniman yang terlibat.

Mudah-mudahan masyarakat luas dapat menikmati pertunjukan ini sebagai sebuah refleksi kehidupan, sekaligus menyegarkan titian jalan yang telah dan sedang ditempuh, serta menyadari akan hakikatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Lebih jauh lagi, pertunjukan ini juga diharapkan dapat membuat kita ‘eling’ (sadar).

“Eling-eling kana jatina, kana dirina, kana hirupna.”
(Menyadari jati diri, identitas dan hidupnya).

*Tiket: Saridona/ pay as you wish. Terbuka untuk umum (Tempat terbatas/ limited seats)

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *