News

Tribute to NAGUIB MAHFOUZ

Bahas karya dan pemutaran Film Middaq Alley (diangkat dari karya Naguib Mahfouz).
Pembahas: Anwar Kholid (Editor)
Sabtu, 23 Oktober 2004.
Pk. 13.00 – 15.30 (pemutaran film).
Pk. 16.00 – 18.00 bahas karya),
narasumber: Anwar Holid.

Naguib Mahfouz adalah novelis terkemuka Arab yang lahir pada 12 Desember 1911 di kampung Al Jamaliyah, kota bagian Cairo, Mesir. Ketika berumur 6 tahun, keluarganya pindah ke pinggiran kota Abbasiah yang lebih bercorak modern. Setelah dewasa, Mahfouz melanjutkan studinya ke Cairo University (Jami’ah al Qahirah) dan pada 1934 mendapat gelar sarjana muda dalam bidang ilmu filsafat. Setelah beberapa lama mengabdikan diri di almamaternya, Mahfouz bertugas di kementrian wakaf dan dikenal sebagai pegawai pemerintahan. Mahfouz juga pernah menjabat sebagai direktur organisasi perfilman dari Kementrian Kebudayaan Republik Persatuan Arab.

Pada umumnya, dalam banyak karyanya, Najib Mahfuz telah berhasil melukiskan perubahan-perubahan di Mesir, misalnya dari Masyarakat tradisional menjadi modern. Selain itu, ia juga sangat trampil menggambarkan pelbagai kontradiksi yang terjadi dalam proses perubahan tersebut, terutama yang berkaitan dengan hubungan antara laki-laki dan perempuan, antara bidang keagamaan dan keduniawian, antara kelas menengah atas dan kaum papa. Singkatnya , Mahfouz tergolong pengarang yang peka terhadap ketidak adilan sosial dan mengecam keras tindakan korupsi serta penindasan yang menimpa masyarakat Mesir.

Karya pertama Naguib Mahfouz terbit pada 1932, dan setelah itu ia menghasilkan tidak kurang dari 46 karya fiksi, baik berupa novel maupun antologi novel. Selebihnya, sampai berumur 33 tahun (1944) telah lahir dari penanya tidak kurang 70 buah novel.
Pada periode pertama, Mahfuz menulis novel-novel romantis yang bersumber pada sejarah Mesir lama seperti: Kifah Tibah (Perjuangan Teba, 1944), Abas al-Aqdar (Permainan Takdir, 1939). Pada periode berikutnya, Mahfouz mulai menulis novel-novel realis yang mengambil latar belakang kawasan lama kota Cairo seperti Khan al-Khalili (1946), Zuqaq al-Midaq (Lorong Midaq, 1947), Trilogi yang masing-masing berjudul Bayn al-Qusrayn (Antara Dua Istana, 1956), Qasr asy-Syawq (Istana Rindu, 1957) dan as-Sukkariyah (Mangkuk gula, 1957), yang semuanya merupakan nama tempat dan lorong-lorong yang khas, Pada periode selanjutnya, ia mulai beranjak menulis novel simbolis dan filosofis, seperti al-Liss wa al-Kitab (1961), as-Summan wa al-Kharif (1962), dan at-Tariq (1964). Sejak itu sampai sekarang, ia masih terus menulis novel-novel simbolis filosofis ditambah dengan kecenderungannya yang sufistis. Ini bisa kita lihat dalam novel-novel Rihlah Ibn Fathumah, Qasytamar (1989), dan lain sebagainya. Yang terakhir ini masih dimuat secara bersambung setiap Jumat di di harian Al-Ahram. Banyak karyanya telah difilmkan, disadur untuk acara televisi, radio, dan dipentaskan. Di antara karya-karya yang difilmkan dan berhasil antara lain Bodya wa Nihaya (awal dan Akhir) dan Midaq Alley.

Mahfouz banyak menerima penghargaan, baik dari negerinya sendiri, Mesir, maupun dari luar negeri, seperti Perancis, Denmark, dan Soviet. Pada tahun 1970 di Mesir ia mendapat penghargaan dari National Prize For Letter (Anugerah Sastra Nasional) dan Tahun 1972 ia mendapatkan penghargaan The Collar od The Republik. Puncaknya, pada tahun 1988, Mahfouz menerima hadiah Nobel Sastra.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *